JAKARTA - Kasus diretasnya situs presiden Republik Indonesia, Presidensby.info oleh
pelaku yang merupakan lulusan SMK di Jember, Wildan Yani Ashari (WYA),
harus bisa dijadikan sebagai bahan evaluasi bagi pemerintah, dalam hal
ini Kementerian Komunikasi dan Informatika Indonesia. Hal ini penting,
agar kasus serupa seperti jebolnya server maupun dialihkannya domain website pemerintah tidak terulang kembali.
Hal ini pun mendapatkan tanggapan oleh pakar telematika, Abimanyu Wachjoewidajat, yang mengatakan seharusnya pemerintah banyak belajar dari para hacker. Bahasa "pembinaan" terhadap hacker ini, menurutnya tidak tepat dan justru pemerintah yang harus menimba ilmu kepada para hacker.
"Untuk Menkominfo, bagi saya bahasanya bukan pembinaan, tetapi belajarlah kepada para hacker ini. Karena buktinya mereka lebih mampu. Ini yang jaga situs presiden SBY, dimodalin software, tetapi kemudian masih tembus, berarti ia tidak bener-benar menjaga," jelas Abimanyu kepada Okezone via telefon, Kamis (31/1/2013).
Hal ini pun mendapatkan tanggapan oleh pakar telematika, Abimanyu Wachjoewidajat, yang mengatakan seharusnya pemerintah banyak belajar dari para hacker. Bahasa "pembinaan" terhadap hacker ini, menurutnya tidak tepat dan justru pemerintah yang harus menimba ilmu kepada para hacker.
"Untuk Menkominfo, bagi saya bahasanya bukan pembinaan, tetapi belajarlah kepada para hacker ini. Karena buktinya mereka lebih mampu. Ini yang jaga situs presiden SBY, dimodalin software, tetapi kemudian masih tembus, berarti ia tidak bener-benar menjaga," jelas Abimanyu kepada Okezone via telefon, Kamis (31/1/2013).