Pages

Kamis, Januari 31, 2013

Kominfo Seharusnya Banyak Belajar dari Hacker


detail berita


JAKARTA - Kasus diretasnya situs presiden Republik Indonesia, Presidensby.info oleh pelaku yang merupakan lulusan SMK di Jember, Wildan Yani Ashari (WYA), harus bisa dijadikan sebagai bahan evaluasi bagi pemerintah, dalam hal ini Kementerian Komunikasi dan Informatika Indonesia. Hal ini penting, agar kasus serupa seperti jebolnya server maupun dialihkannya domain website pemerintah tidak terulang kembali.

Hal ini pun mendapatkan tanggapan oleh pakar telematika, Abimanyu Wachjoewidajat, yang mengatakan seharusnya pemerintah banyak belajar dari para hacker. Bahasa "pembinaan" terhadap hacker ini, menurutnya tidak tepat dan justru pemerintah yang harus menimba ilmu kepada para hacker.

"Untuk Menkominfo, bagi saya bahasanya bukan pembinaan, tetapi belajarlah kepada para hacker ini. Karena buktinya mereka lebih mampu. Ini yang jaga situs presiden SBY, dimodalin software, tetapi kemudian masih tembus, berarti ia tidak bener-benar menjaga," jelas Abimanyu kepada Okezone via telefon, Kamis (31/1/2013).



Abimanyu, yang akrab di sapa Abah ini menjelaskan bahwa dalih mengenai situs SBY hanya dialihkan Domain Name System atau DNS-nya ialah tidak benar. "Sudah jelas bahwa apa yang terjadi di situs itu ialah di-hack. Sudah dilakukan deface, tidak mungkin melakukan deface tanpa melakukan hacking," terangnya.

Ia mengatakan, pihak pengelola atau penjaga situs sebaiknya mengaku bahwa situs SBY telah berhasil disisipi. Meskipun demikian, tampilan website Presidensby.info pada 9 Januari 2013 mengalami perubahan, yang menampilkan latar belakang hitam serta tertampil tulisan "Jember hacker team". Namun, isi website kabarnya tidak mengalami modifikasi sedikitpun.

Seperti yang pernah diberitakan, situs pemerintahan sebelumnya juga pernah diserang. Bahkan, dalam pernyataannya, Menteri Komunikasi dan Informatika (Menkominfo) Tifatul Sembiring mengatakan serangan ini bukan serangan yang ke 2 atau 5 kali.

Menurut Tifatul, di 2012, tercatat ada 36,6 juta kali serangan situs pemerintah. Artinya, 125 ribu kali sehari.

Abah mengungkapkan, situs-situs pemerintahan ini sudah sejak lama diserang oleh pihak tertentu. "Dalam telematika tidak ada kata istilah iseng. Server-nya diserang, (ujung-ujungnya) minta anggaran untuk upgrade," pungkasnya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar